TUGAS MANAJEMEN UMUM
Biografi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
NAMA :
Muhammad Muhtar
NIM :
(130010100)
KELAS :
CB 131
SEKOLAH
TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK
KOMPUETR
(STMIK) STIKOM BALI
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala rahmat serta
berkatnya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugar paper ini dengan baik.paper ini merupakan tugas
perorangan atau ( individu ).
Paper
ini saya buat untuk kebutuhan tugas perkuliahan.adapun paper ini membahas tentang perjalanan Karier,pendidikan,cara
kepemimpinan nya serta biografi dari Bpk Presiden Negera INDONESIA.
Dalam kesempatan ini saya selaku maha siswa menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Ayu Pradnyawati
Selaku Dosen mata kuliah Manajemen Umum yang telah memberikan tugas
Paper ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Paper ini masih banyak
Kekurangan dan jauh dari sempurna,sehingga Penulis sangat mengharapkan Kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan penulis di masa yang
akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Denpasar,16 Desember 2013
Penulis
( Muhammad Muhtar )
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 Gambar
PRESIDEN REPUBLIK INDONSIA
BAB
II Tentang Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono
BAB III Tentang Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
BAB IV Biografi Tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
BAB V
Pendidikan Karier Penugasan Penghargaan Susilo
Bambang Yudhoyono
BAB VI
Penutup (Kesimpulan )
BAB VII
Daftar Pustaka
BAB 1
PRESIDEN REPUBLIK INDONSIA
DR.Susilo
Bambang Yudhoyono
BAB II
Tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI ke enam dan Presiden pertama yang
dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Beliau terpilih dalam pemilihan
presiden di 2004 dan 2010 dengan mengusung agenda “Indonesia yang lebih Adil,
Damai, Sejahtera dan Demokratis”. Seorang pemimpin yang gagah berani serta
memiliki banyak pengetahuan. Sosok presiden yang gemar membaca buku setiap
harinya, Beliau selalu menyempatkan dirinya untuk membaca buku setiap pagi.
Beliau pernah berkata ilmu dan pengetahuan sangat berguna untuk kehidupan kita
di masa yang akan datang. Presiden Yudhoyono sudah berjanji akan mengubah gaya
kepemimpinannya. Selain itu, presiden juga akan meminta hal sama yang dilakukan
oleh seluruh pejabat pemerintah pusat dan daerah yang pada intinya akan
berjuang untuk rakyat.
Presiden
mengatakan bahwa gaya memimpin di sana juga akan berubah, Bagi seorang
pepmimpin seperti SBY, kata – kata dan tindakannya dalam kehidupan sehari –
hari adalah sumber kebijakan. Jika kebijakan seorang pemimpin itu diterima oleh
rakyat, berarti kebijakan itu terkait dengan kesadaran dan kebutuhan
fundamental rakyat, demikian pula sebaliknya. Akibatnya, rakyat menjadi bangga
terhadap pemimpinnya.
Bila,
SBY dilihat dari sisi kepemimpinan, manajerial, dan intelektualitasnya. Dia
memang tokoh yang selalu menyedot perhatian banyak kalangan. Karena, bahasa
tubuh, bahasa lisan, dan bahasa kepemimpinannya menyatu dalam perpaduan yang
harmonis, memikat, dan memesona bagi siapa saja yang melihat dan mendengarnya.
Kepemimpinannya dari 2004 hingga kini telah membuktikan siapa SBY sesungguhnya.
SBY adalah negarawan, jenderal, ilmuwan, cendekiawan, peacemaker,
mentor, instruktur, dan bahkan pencipta lagu. Tak heran jika menurut beberapa
masyarakat, Capres 2004 - 2014 ini tetap menjadi calon terpopuler daripada
tokoh – tokoh yang lain.
SBY
mempunyai daya gugah. Daya gugah SBY sebagai seorang pemimpin begitu terasa.
Bukan hanya sekadar penampilan fisik, karakter, kemampuan berbahasa, karier
militer, dan jenjang akademiknya yang menjadi ukuran popularitasnya. Dia adalah
sosok pribadi yang santun, tidak suka konflik, tidak konfrontatif, dan tidak
reaksioner. SBY berusaha melihat setiap persoalan secara jernih sampai akar –
akarnya. Presiden SBY telah melewati masa sulit dan kepedihan tsunami dengan
member hadiah perdamaian Aceh untuk rakyat Indonesia..
Selama
ini rakyat merindukan keberanian seorang pemimpin yang dipercaya oleh semua kalangan.
Rakyat rindu seorang pemimpin yang dapat menyatukan hati rakyat dalam dalam.
Dan, kini rakyat pun dapat menilai kepiawaiannya dalam memimpin upaya damai,
SBY mampu mengembalikan Aceh ke pangkuan pertiwi.
Tentu
saja sangat dibantu oleh Wapres Jusuf Kalla, tim perunding, sikap TNI, sikap
GAM, tim mediator, dan seluruh rakyat di Aceh. melakukan terobosan dengan
memilih Boediono sebagai Cawapres
.Di
tengah kecenderungan fragmentasi politik yang sangat kuat mewarnai pergulatan
politik akhir – akhir ini, memilih Cawapres Boediono sungguh sebuah terobosan
politik. Di mata SBY, sosok Boediono adalah seorang Muslim yang lurus, jujur,
sederhana, konsisten, dan toleran, serta pribadi yang cerdas, ulet, keras
bekerja, dan bertanggung jawab.
Ia juga coordinator menteri yang utuh, loyal,
cermat, dan jauh dari keinginan mencari muka. Di atas segalanya, dalam
mengemban tugas, Boediono tidak memiliki konflik kepentingan seperti bisnis dan
motif politik. Bersama Boediono, SBY ingin membentuk cabinet presidensial yang
amanah. Saya sebagai mahasiswa merasa bangga memiliki pemimpin seperti Pa SBY,
karna beliau sebagai sosok pemimpin yg memiliki pegetahuan yang luas dan
pendidikan tinggi, sehingga bisa membawa Indonesia seperti sekarang ini.
BAB III
Tentang Kepemimpinan SBY
Layaknya seorang
pemimpin, SBY banyak mendapatkan penilaian, kesan dan kritik publik. Dalam
berbagai media dan kesan banyak pengamat, SBY adalah sosok pemimpin yang
peragu, lamban dan tidak desisive. Oleh karena itu, menurut
mereka, SBY dianggap tidak cocok untuk meminpin negara yang masih tertimpa
krisis seperti Indonesia.
Namun kesan seperti itu
tidak ditemukan dalam buku Harus Bisa, Seni Memimpin ala SBY karya
Dr. Dino Patti Djalal ini. Sebagai orang yang bekerja di lingkungan istana,
Dino tentu banyak bersentuhan dengan presiden SBY dan buku ini adalah hasil
rekaman persentuhan itu, yang disebutnya sebagai leadership note.
Buku ini merekam dengan baik peristiwa-peristiwa seputar istana, terutama
tentang isu-isu kepemimpinan.
Menurut Dino dalam pengantar buku ini, seorang pemimpin, apalagi
seorang presiden, harus mempunyai segudang kualitas, seperti handal menangani
kebijakan, sigap dalam mengambil keputusan, judgment yang
matang, intelektualitas yang tinggi, inovatif, berani mengambil resiko,
adaptif, naluri yang tajam, kepedulian terhadap masalah, tangguh mental, mau
interospeksi dan belajar dari kesalahan, mampu menentukan prioritas, gigih
mencari solusi, mampu memabaca perubahan zaman dan tren dunia, mampu
beradaptasi, akhlak yang baik, dan lain-lain.
Dalam buku setebal 434
halaman ini, Dino mencatat banyak pelajaran kepemimpinan (leadership
lesson) yang didapat selama bersentuhan dengan SBY. Semuanya diungkap
dalam bab-bab buku ini, yaitu memimpin dalam krisis, memimpin dalam perubahan,
memimpin rakyat dan menghadapi tantangan, Memimpin Tim dan Membuat Keputusan,
Memimpin di Pentas Dunia dan Memimpin Diri Sendiri.
Jika kita menelaah isi
dari buku ini dari bab ke bab, kesan negatif terhadap kepemimpinan SBY seperti
peragu dan lamban tidak akan ada lagi. Yang terjadi justeru sebaliknya, kita
akan berpandangan bahwa SBY adalah sosok pemimpin yang mempunyai leadership
type yang kokoh dan pemimpin yang mempunyai kualitas yang mapan.
Kualitas
itu bisa dilihat saat dia menyelesaikan berbagai persoalan yang menimpa negeri
ini. Dalam menyelesaikan masalah Tsunami di Aceh, seumpamanya, dia menanganinya
dengan tepat dan cepat. Dia meninjau langsung kelapangan saat ada bencana. Pada
saat terjadi bencana Tsunami tersebut, SBY berada di Nabire Papua yang tertimpa
Gempa lebih dulu. SBY langusng terbang ke Aceh setelah mendengar berita bencana
yang meluluhlantahkan Aceh tersebut.
Bukan
hanya itu, kualitas kepemimpinan SBY juga terlihat jelas saat menangani
persoalan bencana Tsunami tersebut. SBY seperti menyelam sambil minum air. Dia
tidak hanya menyelesaikan persolan akibat tsuunami tersebut, tetapi dia juga
menyelesaikan persolan komflik Aceh yang telah bergolak selama berpuluh-puluh
tahun sebelum bencana tsunami. Momentum bencana, dianggap SBY, sebagai
momentum yang tepat untuk merekatkan semua komponen dalam menangani persoalan
kebangsaan. Hasilnya setelah melakukan perundingan, Indonesia bisa berdamai
dengan kelompok GAM. Inilah prestasi yang luar biasa dari kepemimpinan SBY yang
tidak dicapai oleh pemimpin-pemimpin Indonesia sebelumnya. Tentu saja
perundingan ini bukan persoalan yang mudah dan juga mengandung banyak resiko.
Karena jika gagal, reputasi SBY akan menjadi taruhannya. Namun, menurut Dino,
dengan keputusan itu SBY merupakan pemimpin yang berani mengambil resiko dan
itulah yang mesti dilakukan oleh seorang pemimpin.
Selain itu, cerita
tentang menghilangnya dua wartawan Metro TV, Budianto dan Meutya Hafid yang
disandera oleh kelompok bersenjata di Rumadi Irak, menjadi cerita ketegasan dan
ketepatan waktu (real time) sosok SBY dalam menanggapi
masalah.
Ceritanya, pada sekitar
pertengahan bulan Februari 2005, pihak Istana mendengar kabar sandera tersebut.
Kabar tersebut sangat menghawatirkan karena sebelumnya dua warga asing berakhir
dengan teragis, dibunuh dengan cara keji. Ketika istana mendengar kabar
tersebut, jam sudah menunjukkan jam 01.00 Wib. SBY sudah nyenyak dalam
tidurnya.
Namun setelah Dino membangunkannya dan
mengabarkan kepadanya prihal sandera, Dia tidak menundanya sampai esok hari,
melainkan langsung membuat pernyataan pers yang direkam oleh Associated Press
dan Al-Jazeera yang intinya mengetuk hati penculik untuk membebaskan mereka
berdua. Bagi SBY, ini adalah persolan hidup mati warganya yang harus
diperjuangkan dengan cepat tanpa menunda-nunda.
Kelebihan SBY juga adalah kemampuannya dalam berpikir di luar
kelaziman(think outside the box), yang menurut Dino harus dimiliki oleh
setiap pemimpin.
Dalam artian,
aturan-aturan yang berlakun dalam keadaan nomal tidak relevan. Maka, seorang
pemimpin harus membaca keadaan untuk segera mengmabil keputusan kreatif dengan
memperhitungkan segala kemungkinan masalah. SBY mampu melakukan itu pada saat
terjadi bencan Tsunami. Karena parahnya keadaan Ace akibat Tsunami, dia
langsung membuat kebijakan untuk membebaskan para relawan luar negeri pergi
keluar masuk Aceh. Kebijakan ini disebut sebagai kebijakan ’open sky policy’,
yang terbukti sangat membantu mempercepat proses rekonstruksi Aceh.
SBY juga, dalam bahasa Dino, adalah sosok pemimpin yang
nasionalis dan internasionalis. Dalam artian, selain memfokuskan dan
menyelesaikan pada persolan dalam negeri, SBY juga memperhatikan dan
berpartisipasi dalam masalah-masalah internasional. Menurut Dino, SBY adalah
sosok foreign policy president indonesia terbaik selama
ini—bahkan bisa dikatakan yang paling baik. SBY mempunyai kemampuan yang luar
biasa dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan dunia internasional, bahkan
kemampuannya melebihi diplomat ulung yang sudah berpengalaman.
Dia banyak mengetahui persoalan-persoalan luar
negeri. Sewaktu depatemen luar negeri mengadakan rapat koordinasi dengan
Duber dan Konjen awal tahun 2008, para peserta sempat dibuat tercengang.
Sesuai prosedur tetap
(protap), Deplu telah mempersiapkan konsep pidato presiden SBY. Namun SBY
berbicara lepas tanpa teks (off the cuff)dan bahkan dia mampu
berbicara panjang mengenai isu-isu politik luar negeri, seperti masalah ASEAN,
Myanmar, Libanon, Nuklir Iran, Kosovo, KKP Indonesia-Timor Leste, OKI,
Palestina, KTT Asia Timur, perubahan iklim, investasi, perdagangan, kehutanan,
Islam-Barat, dan lain sebagainya.Selain hal-hal yang dipaparkan di atas, banyak
lagi prihal kepemimpinan dan pelajaran kepemimpinan dari Presiden SBY. Selain
itu, yang membuat buku makin menarik adalah dibubuhkannya anekdot yang ada di
sekitar istana.
Akhirnya, buku ini sangat bagus untuk mengetahui sosok SBY ’dari
dalam’ atau dari orang yang melihat SBY dari dekat, dimana selama ini kita
hanya mengetahui sosok SBY dari ’orang luar’ seperti yang ada di media-media
dan komentar pengamat. Bukan hanya itu, buku ini memberi pelajaran yang
berharga mengenai kepemimpinan. Kehadiran makin penting lagi di saat budaya
kepemimpinan masih belum mengakar penuh di dalam masyarakat kita, padahal
faktor kepemimpinan adalah hal yang sangat penting dalam kondisi apapun,
apalagi dalam kondisi terbalut krisis seperti Indonesia saat ini.
BAB IV
BIOGRAFI
Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan
presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara
langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004.
Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa
Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri
ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.
Pensiunan jenderal berbintang
empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah.
Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara
ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau
dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan
menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih
penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik
SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).
Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968.
Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968.
Namun, lantaran terlambat
mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi
mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).Namun kemudian, SBY
justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di
Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan
diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa
Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan
dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa
pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti,
belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan
lencanaAdhiMakasaya.
Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991).
Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991).
Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier
militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330
Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas
Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30
prajurit. Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di
Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum
dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri
Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan
Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris,
membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne). Pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan
Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah
air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud
305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin
Pleton ini bertempur diTimorTimur
Sepulang dari Timor Timur,
SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah
itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad
(1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops
SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat
kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau
mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort
Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan
Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando
Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih
Infanteri (1983-1985), Lalu beliau dipercaya
menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam
IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando
TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989.
SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas
Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato
KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI,
beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf
Pribadi(Korspri)PangabJenderalEdiSudradjat(1993).
Lalu, beliau kembali
bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas
Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol
Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabatAsops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem
072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995).
Tak lama kemudian, SBY
dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995).
Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer
United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di
bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia,
Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat
menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997)
sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR
1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari
2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya
menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH
Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya
sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada
tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi
Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong.
Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari
jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa
menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan
nasional.
Dan
akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY
yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat
Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen.
Dan pada tanggal 20
Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6.
Berikutini data lengkap tentang Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono :
Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono
Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Agama : Islam
Jabatan : Presiden Republik Indonesia ke-6
Istri : Kristiani Herawati, putri ketiga (Alm) Jenderal (Purn) Sarwo
Jabatan : Presiden Republik Indonesia ke-6
Istri : Kristiani Herawati, putri ketiga (Alm) Jenderal (Purn) Sarwo
Edhi Wibowo
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono
Ayah :
Letnan Satu (Peltu) R. Soekotjo
Ibu : Sitti Habibah
Ibu : Sitti Habibah
BAB V
Pendidikan :
* Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
* American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
* Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
* Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
* On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
* Jungle Warfare School, Panama, 1983
* Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
* Kursus Komando Batalyon, 1985
* Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
* Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
* Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS
Karier :
* Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
* American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
* Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
* Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
* On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
* Jungle Warfare School, Panama, 1983
* Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
* Kursus Komando Batalyon, 1985
* Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
* Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
* Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS
Karier :
* Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
* Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
* Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
* Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
* Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
* Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
* Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
* Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
* Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
* Dosen Seskoad (1989-1992)
* Korspri Pangab (1993)
* Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
* Asops Kodam Jaya (1994-1995)
* Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
* Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
* Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
* Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda
* Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) * Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
* Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
* Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
* Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
* Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
* Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
* Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
* Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
* Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
* Dosen Seskoad (1989-1992)
* Korspri Pangab (1993)
* Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
* Asops Kodam Jaya (1994-1995)
* Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
* Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
* Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
* Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda
* Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) * Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
* Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)
* Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid)
* Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
* Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid)
* Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
Penugasan
: Operasi Timor Timur 1979-1980 dan 1986-1988
Penghargaan
:
* Adi Makayasa (lulusan
terbaik Akabri 1973)
* Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek), 1973
* Satya Lencana Seroja, 1976
* Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
* Satya Lencana Dwija Sista, 1985
* Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
* Dosen Terbaik Seskoad, 1989
* Satya Lencana Santi Dharma, 1996
* Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
* Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
* Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
* Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
* Wing Penerbang TNI-AU, 1998
* Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
* Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
* Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
* Bintang Dharma, 1999
* Bintang Maha Putera Utama, 1999
* Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek), 1973
* Satya Lencana Seroja, 1976
* Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
* Satya Lencana Dwija Sista, 1985
* Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
* Dosen Terbaik Seskoad, 1989
* Satya Lencana Santi Dharma, 1996
* Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
* Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
* Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
* Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
* Wing Penerbang TNI-AU, 1998
* Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
* Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
* Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
* Bintang Dharma, 1999
* Bintang Maha Putera Utama, 1999
* Tokoh Berbahasa Lisan
Terbaik, 2003
* Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005
* Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei
* Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006
* Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei
* Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006
Alamat :
Jl. Alternatif Cibubur
Puri Cikeas Indah No. 2 Desa Nagrag Kec. Gunung Putri
Bogor 16967
FOTO SETELAH MENJADI PRESIDEN
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari pembuatan tugas paper ini saya dapat mengambil kesimpulan bahwa menjadi
seorang pemimpin adalah tidak mudah dan
tanggung jawab yang besar.seorang pemimpin Negara atau presiden mengemban amanat semua
masyarakat bertanggung jawab atas
kedaulatan Negara keamanan,Kesejahteraan ,Kemakmuran,Keadilan,sossial Juga h Kesatuan Negara Republik Indonesia . seorang pemimpin
seperti bpk Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono bisa membuktikan cara kepemimpinan nya walau ada hujatan dan pihak
yang tidak senang dengan dirinya,namun beliau tetap berusaha demokrasi dan
sabar serta santun dalam menyikapi sesuata masalah.
Tegas
dalam mengambil keputusan tepat dan bertanggung jawab,walaupun repotasi nya di pertaruh kan beliau menunjuk
kan sikap sebagai pemimpin yang cepat
dan selalu berani mengambil Resiko.Selain menjadi pemimpin Negara beliau juga
menjadi imam yang pantas di contoh dalam ke hidupan rumah tangga.Di balik
kesuksesan nya dalam berkarier serta menjadi pemimpin yang bisa dua kali
berturut turut menjabat dan
menduduki kursi presiden tidak lepas dari peran seorang pendamping
(isteri) yang kuat dan tegar mendampingi dan menjaga dalm menjalan kan tugas
sehari hari nya.
Dan dalam mejalankan kepemimpinan
nya beliau tidak bersikap otoriter dan
juga militer tetapi selalu mengacu ke sifat DEMOKRASI.Dan tegas serta konsekuen
dalam menjalankan suatu program baik visi
dan misi nya,beliau juga pandai dalam pendekatan untuk menyelesaikan
suatu masalah pintar mengambil kesempatan peluang dan juga sangat mengusai ilmu strategi politik
Saran :
1
Dalam membuat makalah sebaik nya
menggunakan Referensi dari sumber yang
bisa di
pertanggung jawab kan dan untuk
menambah informasi dan Pengetahuan
2
Kritik dan saran itu perlu untuk kita membuat suatu makalah ,agar yang
kita kerjakan
Menjadi lebih baik untuk di jadikan
Perbaikan.
3
Dalam membuat makalah sebaiknya
menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan
E Y D
BAB
VII
DAFTAR PUSTAKA
REFERENSI :
http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/biography/idx.asp?presiden=sby
- http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/Susilo_Bambang_Yudhoyono